Uji Fisik dan Uji Kimia Cabai Rawit yang Dikeringkan dengan Berbagai Variasi Suhu Menggunakan Mesin Dehydrator

  • Rasdi Adungka Program Studi Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Ilmu dan Teknologi Pertanian, Universitas Teknologi Sumbawa
  • Devi Tanggasari UNIVERSITAS TEKNOLOGI SUMBAWA
Keywords: Cabai Rawit, Uji Fisik, Uji Kimia, Suhu Pengeringan, Mesin Dehidrator

Abstract

Cabai salah satu tanaman hortikultura yang bernilai ekonomis tinggi dan berpotensi untuk terus dikembangkan namun cabai rawit merupakan jenis buah yang mudah rusak, oleh karena itu diperlukan penanganan pasca panen yang tepat, salah satunya dengan pengeringan mengunakan variasi suhu mengunakan mesin dehydrator dengan lama waktu pengeringan 8 jam. Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui pengaruh suhu pengeringan yang berbeda 60, 70, dan 80°C terhadap analisis fisik (susut bobot) dan analisis kimia (kadar air, kandungan vitamin C dan capsaicin) pada cabai rawit yang di keringkan menggunakan mesin dehydrator. Rancangan percobaan yang digunakan  adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) satu faktor dengan tiga perlakuan dan tiga kali ulangan. Berdasarkan penelitian dapat disimpulkan bahwa suhu mempengaruhi penurunan susut bobot pengeringan dan penurunan kadar air cabai rawit. Hasil pelnellitian pelngelringan cabai rawit delngan alat pelngelringan dehydrator melnulnjulkkan adanya pelngarulh pelrlakulan sulhul pada pelngelringan telrhadap sulsult bobot, kadar air, kandulngan vitamin C, dan kandulngan capsaicin. Belrdasarkan hasil pelnellitian didapatkan pelnulrulnan sulsult bobot dan kadar air pelngelringan cabai rawit telrbaik telrdapat pada sulhul 80°C delngan pelnulrulnan sulsult bobot selbelsar 98.11 dan 12.28% dengan kandungan vitamin C selbelsar 18.36 gram dan kandulngan capsaicin selbelsar 0.96 gram. Penurunan kadar air pada suhu 80℃ hampir mencapai kadar air SNI (12%).

References

[1] C. M. Devi and S. N. Wibowo, “Penyuluhan dan Pemanfaatan Lahan Bengkok Untuk Budidaya Tanaman Cabai Rawit di Desa Cipinang,” PaKMas: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, vol. 2, no. 2, pp. 291–296, 2022, doi: 10.54259/pakmas.v2i2.1185.
[2] M. P. Sirappa, R. Heryanto, and N. Husnah, “Pengelolaan Sumber Daya Genetik Kabupaten Mamasa: Karakteristik Cabai Lokal Pana’ Lippak-Lippak,” Jurnal Ilmiah Maju, vol. 2, no. 2, pp. 25–32, 2019.
[3] D. Purnomo, D. Harjoko, and T. D. Sulistyo, “Budidaya Cabai Rawit Sistem Hidroponik Substrat Dengan Variasi Media Dan Nutrisi,” Caraka Tani: Journal of Sustainable Agriculture, vol. 31, no. 2, p. 129, 2018, doi: 10.20961/carakatani.v31i2.11996.
[4] E. P. Ramdan, I. M. Arti, and Risnawati, “Identifikasi dan Uji Virulensi Penyakit Antraknosa pada Pascapanen Buah Cabai,” Jurnal Pertanian Presisi (Journal of Precision Agriculture), vol. 3, no. 1, pp. 67–76, Jun. 2019, doi: 10.35760/jpp.2019.v3i1.1976.
[5] I. M. Sari, A. Prawanto, K. N. Sari, and P. Ansiska, “Pengaruh Tekhnik Ozonisasi dan Durasi Perlakuan terhadap Kesegaran Produk Hortikultura Cabai ( Capsicum annum L .),” Jurnal Agroqua, vol. 21, no. 1, pp. 271–281, 2023, doi: 10.32663/ja.v%vi%i.3632.
[6] E. A. Parfiyanti, R. Budihastuti, and E. D. Hastuti, “Pengaruh Suhu Pengeringan yang Berbeda terhadap Kualitas Cabai Rawit (Capsicum frutescens L.),” Jurnal Biologi, vol. 5, no. 1, pp. 82–92, 2016.
[7] U. Cahyaningsih, T. Muhandri, and A. Nugraha, “Pendampingan Pengeringan Tanaman Obat dengan Tipe Fluidized Bed Dryer untuk Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Kota Bogor,” Agrokreatif: Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat, vol. 9, no. 2, pp. 242–247, Jun. 2023, doi: 10.29244/agrokreatif.9.2.242-247.
[8] K. H. Murti, “Pengaruh Suhu Pengeringan Terhadap Kandungan Vitamin C Buah Cabai Keriting Lado F1 (CapsicumAnnuum L),” Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem, vol. 5, no. 3, pp. 245–256, 2017, [Online]. Available: https://jkptb.ub.ac.id/index.php/jkptb/article/view/434/363
[9] Susilawati and D. Tanggasari, “Pengaruh Perbedaan Suhu Pengeringan Menggunakan Tray Dryer terhadap Karakteristik Fisik dan Kimia Cabai Rawit (Capsicum frutescens L.),” BIOCITY Journal of Pharmacy Bioscience and Clinical Community, vol. 2, no. 1, pp. 13–22, 2023, doi: 10.30.812/biocity.v2i1.3161.
[10] M. A. Tatengkeng, “Kadar Vitamin C Cabai Rawit (Capsicum frutescens L) Hasil Ozonasi Selama Penyimpanan Suhu Ruang,” Pasundan Food Technology Journal, vol. 6, no. 2, p. 102, 2019, doi: 10.23969/pftj.v6i2.1296.
[11] F. Bimantara, A. Supriadi, and S. Hanggita, “Modifikasi dan Pengujian Alat Pengasapan Ikan Sistem Kabinet,” Jurnal FishtecH, vol. 4, no. 1, pp. 46–56, 2016, doi: 10.36706/fishtech.v4i1.3498.
[12] D. P. Putra and R. Salihat, “Karakteristik Mutu Margarin dengan Penambahan Bubuk Angkak sebagai PewarnaAlami,” pp. 111–123, 2021, doi: 10.33508/jtpg.v20i2.3120.
[13] L. Saputri, A. Merici Punglipa Lewuras, F. Nilna Minah, and S. Astuti, “Pengaruh Suhu dan Waktu Pengeringan Terhadap Kadar Air dan Kadar Vitamin C pada Bubuk Cabai Rawit (Capsicum Frutescens L.),” Prosiding SENIATI, vol. 6, no. 3, pp. 636–643, 2022, doi: 10.36040/seniati.v6i3.4942.
[14] R. Manfaati, H. Baskoro, and M. M. Rifai, “Pengaruh Waktu dan Suhu terhadap Proses Pengeringan Bawang Merah menggunakan Tray Dryer,” Fluida, vol. 12, no. 2, pp. 43–49, 2019, doi: 10.35313/fluida.v12i2.1596.
[15] S. Sasmita, J. P. Jamaluddin P, and H. Syam, “Laju Pindah Panas Secara Konduksi Dan Penguapan Air Selama Proses Pengeringan Gabah Menggunakan Cabinet Dryer,” Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian, vol. 1, no. 1, p. 77, 2018, doi: 10.26858/jptp.v1i1.6221.
[16] G. I. Budiarti, I. Sya’bani, and M. A. Alfarid, “Pengaruh Pengeringan terhadap Kadar Air dan Kualitas Bolu dari Tepung Sorgum (Sorghum bicolor L),” Jurnal Fluida, vol. 14, no. 2, pp. 73–79, 2021, doi: 10.35313/fluida.v14i2.2638.
[17] N. S. Sebayang, “Kadar Air dan Vitamin C pada Proses Pembuatan Tepung Cabai (Capsium annuum L),” BIOTIK: Jurnal Ilmiah Biologi Teknologi dan Kependidikan, vol. 4, no. 2, p. 100, 2018, doi: 10.22373/biotik.v4i2.1086.
[18] V. D. Paramita, “Pengaruh Metode Pengeringan Terhadap Kadar Vitamin C dan Aktivitas Antioksidan Daun Kelor ( Moringa oleifera ),” Jurnal Teknologi Pertanian, vol. 16, no. 01, pp. 29–35, 2023, doi: 10.20956/ at.v16i1.1006.
[19] L. A. Maajid, S. Sunarmi, and A. Kirwanto, “Pengaruh Lama Penyimpanan Terhadap Kadar Vitamin C Buah Apel (Malus Sylvestris Mill),” Jurnal Kebidanan dan Kesehatan Tradisional, vol. 3, no. 2, pp. 90–94, 2018, doi: 10.37341/jkkt.v3i2.88.
[20] L. Rosmainar, W. Ningsih, N. P. Ayu, and H. Nanda, “Penentuan Kada Vitamin C beberapa Jenis Cabai ( Capsicum sp. ) Dengan Spektrofotometri UV-VIS,” Jurnal Kiimia Riset, vol. 3, no. 1, pp. 1–5, 2018, doi: 10.20473/jkr.v3i1.8874.
[21] H. Hayati, Nurahmi, and Yolanda, “The Effect of Blanching Length and Drying Temperature on The Quality of Red Chili Powder,” Jurnal Agrium, vol. 20, no. 3, pp. 258–266, 2023, doi: 10.29103/agrium.v20i3.13024.
[22] D. Kim, H. Park, and I. H. Cho, “The effect of roasting on capsaicinoids, volatile compounds, and fatty acids in Capsicum annuum L. (red pepper) seeds,” Food Science and Biotechnology, vol. 31, no. 2, pp. 211–220, 2022, doi: 10.1007/s10068-021-01023-6.
[23] M. K. Chung and J. N. Campbell, “Use of capsaicin to treat pain: Mechanistic and therapeutic considerations,” Pharmaceuticals, vol. 9, no. 4, pp. 1–20, 2016, doi: 10.3390/ph9040066.
Published
2024-04-30
How to Cite
Adungka, R., & Tanggasari, D. (2024). Uji Fisik dan Uji Kimia Cabai Rawit yang Dikeringkan dengan Berbagai Variasi Suhu Menggunakan Mesin Dehydrator. Nutriology : Jurnal Pangan,Gizi,Kesehatan, 5(1), 26-34. https://doi.org/https://doi.org/10.30812/nutriology.v5i1.3728
Section
Articles