Multimodalitas Wacana Kritis Keagamaan Dalam Komik Aji Prasetyo

Penulis

  • Alfiandi Eka Kusuma Institut Teknologi Telkom Purwokerto
  • Gusnita Linda

DOI:

https://doi.org/10.30812/sasak.v4i2.2105

Kata Kunci:

Komik, Multimodal, Analisis Wacana Kritis, Analisis Wacana Keagamaan

Abstrak

Komik sebagai media komunikasi visual yang populer sanggup membawa wacana-wacana sensitif secara lentur dan leluasa. Sifat komik yang melibatkan pembaca dalam mengisi kekosongan pesan, serta bentuk komunikasi multimodal melalui gambar dan teks juga turut menunjang hal tersebut. Topik yang serius, sensitif, dan juga kritis, seperti keagamaan kemudian sering ditemui dalam beberapa komik. Salah satu komik yang aktual dengan tema kritis keagamaan adalah komik karya Aji Prasetyo. Jurnal ini akan menganalisis wacana kritis keagamaan dalam komik Aji Prasetyo melalui pendekatan multimodal. Analisis dilakukan dengan menggunakan pisau analisis Kress dan Van Leeuwen, dengan dibantu teori komik McCloud. Hasil menunjukkan bahwa jalinan tanda dalam mode visual dan mode verbal dalam komik saling berkaitan membentuk wacana. Tanda dalam mode visual berupa ikon berperan penting sebagai representasi kelompok dan gagasan. Sedangkan dalam mode verbal, caption mendominasi komik sebagai representasi opini kritis pengarang. Jalinan tanda dalam hibriditas mode tersebut mengkonstruksi wacana kritis keagamaan tentang kontradiksi ekspresi keagamaan antara formalisme dan substansialisme.

Referensi

[1] S. McCloud, Memahami komik. Jakarta: KPG, 2001.
[2] M. McLuhan, Understanding media : the extensions of man. Routledge, 2016. Accessed: Jul. 04, 2022. [Online]. Available: https://www.routledge.com/Understanding-Media/McLuhan/p/book/9780415253970
[3] R. Duncan and M. J. Smith, Power of Comics : History, Form and Culture. Bloomsbury Publishing US, 2009.
[4] W. Eisner, Comics and Sequential Art. Florida: Norton Company, 2008.
[5] J. Skwarzyński, “Translating Images. Comic Books and Graphic Novels as Multimodal Texts in Translation,” New Horizons English Stud., vol. 4, no. 4, pp. 102–117, Sep. 2019, doi: 10.17951/NH.2019.4.102-117.
[6] K. Chu and S. Coffey, “Multimodal Analysis of Graphic Novels: A Case Study Featuring Two Asian Women Travelers.,” Intercult. Commun. Stud., vol. 24, no. 1, pp. 145–166, 2015, [Online]. Available: http://search.ebscohost.com/login.aspx?direct=true&db=ufh&AN=117726081&site=ehost-live
[7] R. Watkins, “Comic con(nection): Envisaging comics as a multimodal ensemble that teaches core visual writing,” J. Teach. Writ., vol. 33, no. 2, pp. 15–44, 2018.
[8] B. Hermawan, “Multimodality: Menafsir Verbal, Membaca Gambar, Dan Memahami Teks,” Bhs. Sastra, P. 2021, 2013.
[9] S. B. W. Budiawan, Budi Irawanto, Dewi Candraningrum, Faruk, Kris Budiman, P. Ari Subagyo, Rachmi Diyah Larasati, Ratna Noviani, Hamparan wacana : dari praktik ideologi, media hingga kritik poskolonial. Yogyakarta: Ombak, 2018. Accessed: Jul. 05, 2022. [Online]. Available: https://opac.perpusnas.go.id/DetailOpac.aspx?id=1198123
[10] M. Tasić and D. Stamenković, “The Interplay of Words and Images in Expressing Multimodal Metaphors in Comics,” Procedia - Soc. Behav. Sci., vol. 212, pp. 117–122, 2015, doi: 10.1016/j.sbspro.2015.11.308.
[11] D. A. Retno Widyastuti and M. K. Prasela, “Efektivitas Komik Saku sebagai Media Pemilih dan Pemilu bagi Perempuan Marginal,” J. ILMU Komun., vol. 7, no. 2, pp. 209–226, 2013, doi: 10.24002/jik.v7i2.192.
[12] R. Nasrullah and N. I. Sari, “Komik sebagai Media Dakwah: Analisis Semiotika Kepemimpinan Islam dalam Komik ‘Si Bujang,’” J. Ilmu Dakwah, vol. 6, no. 1, p. 24, 2014, doi: 10.15575/jid.v6i1.325.
[13] D. Permata Yanda, “a Multimodal Discourse Analysis (Mda) on Bidadari Bermata Bening Novel By Habiburrahman El-Shirazy (Analisis Wacana Multimodal Dalam Novel Bidadari Bermata Bening Karya Habiburrahman El-Shirazy),” Gramatika STKIP PGRI Sumatera Barat, vol. 4, no. 2, 2018, doi: 10.22202/jg.2018.v4i2.2597.
[14] G. Kress and T. Van Leeuwen, Reading images: the grammar of visual design, 3rd ed. Oxfordshire: Routledge, 2020. doi: 10.5860/choice.34-1950.
[15] S. R. H. Utomo and S. A. Maharani, “Analisis Multimodalitas Hegemonik Maskulinitas Dalam Komik Digital Tentang Larangan Mudik Pada Feed Instagram Akun @Jokowi,” Pros. SNADES 2021, pp. 78–91, 2021.
[16] N. I. binti Abdullah, A. Sarudin, Z. Osman, H. F. Mohamed, M. M. Muhammad, and M. Idris, “Multimodalities Element In The Cartoon Work Through Linguistic Modes And Visual Modes,” Humanus, vol. 19, no. 2, p. 254, 2020, doi: 10.24036/humanus.v19i2.109103.
[17] Y. Chen and X. Gao, “Interpretation of Movie Posters from the Perspective of Multimodal Discourse Analysis,” GSTF Int. J. Educ. Vol. 1 Number 1, vol. 1, no. 1, 2013, doi: 10.5176/2345-7163_1.1.11.
[18] J. Moya Guijarro and M. J. Pinar Sanz, “Compositional, interpersonal and representational meanings in a children’s narrrative. A multimodal discourse analysis,” J. Pragmat., vol. 40, no. 9, pp. 1601–1619, 2008, doi: 10.1016/j.pragma.2008.04.019.
[19] C. Stoian, “Analysing Images : A Social Semiotic Perspective,” Sci. Bull. Politeh. Univ. Timişoara, no. August, 2016.
[20] R. M. Parks and K. Tracy, “Discourses of Religion,” in The International Encyclopedia of Language and Social Interaction, West Sussex: John Wiley & Sons, Ltd, 2015, pp. 1–10. doi: 10.1002/9781118611463.WBIELSI177.
[21] B. K. A. Deny Setiawan, “A l-Ulum Volume 16 Number 2 December 2016 Page,” J. Al-Ulum, vol. 16, no. 2, pp. 348–367, 2016.
[22] L. Lestari, “Keyakinan, Pemahaman, Dan Pengamalan Eksklusivis Islam Perspektif Insklusivis Islam,” El-Hikan Vol. IX Nomor 1 Januari - Juni , vol. 9, no. Kajian Keislaman, pp. 133–158, 2016.
[23] G. Kress and T. Van Leeuwen, “Colour as a semiotic mode: Notes for a grammar of colour,” Vis. Commun., vol. 1, no. 3, pp. 343–368, 2002, doi: 10.1177/147035720200100306.

Diterbitkan

2022-09-17

Terbitan

Bagian

Articles

Cara Mengutip

Multimodalitas Wacana Kritis Keagamaan Dalam Komik Aji Prasetyo. (2022). Jurnal SASAK : Desain Visual Dan Komunikasi, 4(2), 81-92. https://doi.org/10.30812/sasak.v4i2.2105