Kajian Representasi Komunikasi Estetik pada Karya Lukis Satar Tacik
Abstract
Karya seni adalah ekspresi unik dari setiap seniman dan menjadi bentuk realistis dari gagasan estetik yang dapat dinikmati oleh para pecinta seni. Dalam proses penciptaan karya seni rupa, terjadi dialog mendalam antara berbagai fenomena dan faktor psikobiografi seniman. Salah satunya yang dapat dilihat pada karya-karya Satar Tacik, dalam merepresentasikan pola komunikasi estetik pada karya lukisnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengurai bentuk dan makna representasi komunikasi estetik yang dihadirkan dalam karya lukis Satar Tacik. Narasumber inti pada kajian ini ialah Satar Tacik. Proses pengumpulan data dilakukan dengan mengumpulkan dokumen foto karya, katalog dan beberapa terbitan media. Penelitian ini menggunakan teori komunikasi estetik dalam mengkaji representasi visual yang dihadirkan dalam karya lukisnya. Jenis penelitian ini ialah penelitian deskriptif naturalistik, dengan beberapa tahap penting seperti observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa proses komunikasi estetik dalam lukisan Satar Tacik dihadirkan melalui sajian tema tradisi dengan bahasa ungkap yang khas, melalui penggunaan tekstur artifisial pada bidang kanvasnya. Selain itu, komunikasi estetik yang dihadirkan merupakan refleksi personal seniman dalam menghadirkan kembali masa lalu sebagai representasi kondisi psikobiografi sang seniman yang dihadirkan melalui berbagai simbol dan bentuk. Kesimpulan penelitian ini ialah hadirnya representasi estetik yang dihadirkan Satar Tacik, merupakan sarana efektif sang seniman dalam menjabarkan segala ide dan gagasan yang dimiliki, melalui karya seni rupa. Hadirnya bentuk dan subject matter yang dihadirkan Satar Tacik, merupakan pengaruh kuat faktor psikobiografi yang ia serap selama perjalanan karirnya sebagai seorang seniman.
References
[2] M. Patriansah dan D. Prasetya, “Estetika Monroe Bardsley, Sebuah Pendekatan Analisis Interpretasi terhadap Lukisan Yunis Muler,” Imajinasi: Jurnal Seni, vol.15, no. 2, pp. 41–48, Dec. 2021. DOI:10.15294/imajinasi.v15i2.33801.
[3] G. C. Cupchik, “Theoretical foundations for an empirical aesthetics,” in The Cambridge Handbook of the Psychology of Aesthetics and the Arts, ser. Cambridge Handbooks in Psychology, J. K. Smith dan P. P. L. Tinio, Eds., Cambridge: Cambridge University Press, 2014, pp. 60–85.
[4] J. Jaeni, “Komunikasi Estetik dalam Seni Pertunjukan Teater Rakyat Sandiwara Cirebon,” Panggung, vol. 22, no. 2, pp. 160–168, 2012. DOI: 10.26742/panggung.v22i2.58.
[5] N. G. Prawira, Pendekatan dan Metode Pembelajaran Seni Rupa. Universitas Pendidikan Indonesia Bandung, 2019.
[6] I. N. Subudiartha, S. Gunalan, dan S. Handayani, “Komunikasi Estetik Dalam Visual Lukisan Karya I Wayan Pengsong,”Sadharananikarana: Jurnal Ilmiah Komunikasi Hindu, vol. 3, no. 2, pp. 521–535, 2021.
[7] P. P. Yunus, “Komunikasi Ekspresif Estetik Karya Seni,” JCommsci - Journal Of Media and Communication Science, vol. 3, no. 2, pp. 70–77, May 2020. DOI: 10.29303/jcommsci.v3i2.77.
[8] S. Supriatna, “Komunikasi Estetik di Masa Pandemi Sebuah Catatan Pengalaman Peciptaan Patung Nyi Ronggeng, ”Jurnal Budaya Nusantara, vol. 4, no. 1, pp.154–163, Dec. 2020. DOI: 10.36456/JBN.vol4.no1.3243.
[9] D. Warsana, S. S. Nafsika, dan N. N. Undiana, “Komunikasi Seni: Representasi Masyarakat Urban di Kota Bandung dalam Bingkai Karya Seni Karya Mufty Priyanka,”Komunikasiana: Journal of Communication Studies, vol. 3, no. 1, pp. 16–34, Jun. 2021. DOI: 10.24014/kjcs.v3i1.13233.
[10] H. D. Albahi, “Kajian Makna dan Konsep Estetik pada Ilustrasi Harimau Karya Bodilpunk,” Ars: Jurnal Seni Rupa dan Desain, vol. 24, no. 3, pp. 173–184, 2021. DOI: 10.24821/ars.v24i3.4883.
[11] D. Widiyanti, “Kajian Psikobiografi Seniman dan Aspek Dekonstruksi dalam Karya Rupa: Christine Ay Tjoe, Angki Purbandono, dan Ugo Untoro,” Jurnal Senirupa Warna, vol. 9, no. 2, pp. 1–13, Jul. 2021. DOI: 10.36806/jsrw.v9i2.117.
[12] E. Ernawati, “Psikologi dalam Seni :Katarsis sebagai Representasi dalam Karya Seni Rupa,” DESKOVI : Art and Design Journal, vol. 2, no. 2, pp. 105–112, 2019. DOI: 10.51804/deskovi.v2i2.521.
[13] N. Nurwahidah dan A. T. Saputra, “Legitimasi Kedatuan dalam Tari Pajaga Bone Balla Anaddara Sulessana,” Panggung, vol. 33, no. 3, pp. 314–328, 2023.
[14] S. Bulut dan A. Cissy Usman, “Psychobiography: Understanding Concepts, Steps, and Procedures in the Study of Lives,” Problems of Psychology in the 21st Century, vol. 15, no. 1, pp. 7–17, Jun. 2021. DOI: 10.33225/ppc/21.15.07.
[15] I. N. Miyarta, S. Gunalan, dan H. Haryono, “Komunikasi Estetik dalam Visual Lukisan Karya Tarfi Abdullah,” Gorga : Jurnal Seni Rupa, vol. 12, no. 1, pp. 196–203, Jun. 2023. DOI: 10.24114/gr.v12i1.43866.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.