Desain Karakter Maskot Sebagai Media Pengenalan Wayang Sasak Untuk Anak-Anak Sekolah Dasar

I Gede Anjas Kharismanata; I Wayan Swandi; Tjok Istri Ratna

doi:10.30812/sasak.v6iNo 1.3895

I Gede Anjas Kharismanata Institut Seni Indonesia Denpasar
I Wayan Swandi Institut Seni Indonesia Denpasar
Tjok Istri Ratna Institut Seni Indonesia Denpasar

DOI: https://doi.org/10.30812/sasak.v6iNo%201.3895

Keywords: Mascot, Wayang, Sasak

Abstract

Wayang Sasak merupakan salah satu budaya seni yang keberadaannya kurang diketahui oleh masyarakat terkhususnya anak anak sekolah dasar, sehingga membutuhkan upaya dalam pengenalan wayang sasak yang bersifat kreatif dan interaktif. penelitian ini bertujuan merancang karakter maskot sebagai medium pengenalan wayang sasak terhadap anak anak, serta dapat menjadi sebuah media komunikasi pengembangan karater dalam upaya bentuk pelestarian pada media lainya. Penelitian ini mengunakan metode kuantitaif dengan tahapan pengambilan data antara lain Observasi, Wawancara dan dokumentasi. Pada Tahap rancangan menggunakan pendekatan metode Design thingking, teori alih wahana dan teori transformasi dalam perancangan karakter maskot. Hasil dari penelitian ini berupa rancangan maskot berupa bentuk 2D wayang sasak yang telah di transformasi dengan dipadukan dengan bentuk manusia yang mengopsi unsur unsur pada tokoh utama wayang sasak yang di rancang dengan berbagai arah persepaktif antara lain arah depan arah kiri, arah kanan, dan arah belakang. Perancangan maskot wayang sasak salah satu usaha menumbuhkan pengetahuan tentang wayang sasak terhadap generasi muda yang diharapkan dapat mewarisi nilai nilai filosofi yang terkandung di dalamnya.

References

[1] M. Syarifudin, “Resistensi Adat Sasak dan Agama (Studi Tawaran Resolusi Konflik dalam Perilaku Keagamaan Muslim Lombok),” KOMUNITAS, vol. 12, no. 2, pp. 120–131, Dec. 2021, doi: 10.20414/komunitas.v12i2.4410.
[2] N. Wathaniyah, “Konseling Eksistensial Humanistik Berbasis Nilai Filosofis Budaya Lombok Untuk Meningkatkan
Self-Esteem Remaja,” Prosiding SNBK (Seminar Nasional Bimbingan dan Konseling), vol. 2, no. 1, pp. 321–326, Aug. 2018.
[3] B. B. Tanudjaja, “Punakawan sebagai Subculture dalam Cerita Wayang Mahabaratha,” Jurnal Desain Komunikasi Visual Nirmana, vol. 22, no. 1, pp. 52–68, Jul. 2022, number: 1, doi: 10.9744/nirmana.22.1.52-68.
[4] F. Y. Pratama, C. P. Pratiwi, and M. N. Huda, “Alih Kode, Campur Kode, dan Variasi Bahasa Pada Pementasan Wayang Sasak,” Jurnal Bahtera: Jurnal Pendidikan, Bahasa, Sastra, dan Budaya, vol. 10, no. 1, pp. 1–10, Apr. 2023, doi: 10.37729/btr.v10i1.8393.
[5] S. Kasim and Murianto, “Pengembangan Wayang Sasak Perspektif Sejarah Seni,” Aksara Kawanua: Jurnal Ilmiah
Multidisiplin, vol. 2, no. 2, pp. 148–158, Apr. 2023, number: 2. [Online]. Available: https://jurnal.aksarakawanua.com/index. php/jakm/article/view/99
[6] I. N. L. Julianto and C. A. Artawan, “Keterlibatan Ilustrasi dan Warna sebagai Stimulus Visual dalam Konsep ‘Interaksi Ruang Belajar’ pada Sekolah Dasar Kelas 1–3 Di Bali,” ANDHARUPA: Jurnal Desain Komunikasi Visual & Multimedia, vol. 7, no. 2, pp. 389–400, Oct. 2021, doi: 10.26742/panggung.v30i4.1373.
[7] I. N. L. Julianto, I. N. Wirakesuma, and I. W. Swandi, “Desain Maskot sebagai Medium Interaksi Dalam Upaya Pelestarian Seni Tradisi ‘Tarian Leko’ Di Desa Kukuh Kerambitan Tabanan – Bali.” ISI Denpasar, 2021, pp. 277–284.
[8] D. R. Novica and I. K. Hidayat, “Kajian Visual Desain Karakter Pada Maskot Kota Malang,” JADECS (Journal of Art, Design, Art Education & Cultural Studies), vol. 3, no. 2, pp. 52–58, Aug. 2019, number: 2, doi: 10.17977/um037v3i22018p52-58.
[9] S. S. Mohanty, “Growing importance of mascot & their impact on brand awareness–a study of young adults in Bhubaneswar City,” International Journal of Computational Engineering & Management, vol. 17, no. 6, pp. 42–44, 2014.
[10] I. Kharismanata, “Perancangan Animasi 2D Kisah Masa Kecil Tokoh Jayengrana,” Universitas Bumigora, 2021.
[11] R. F. P. Ardi and D. A. Wiratama, “Perancangan Si Meton sebagai Maskot Pilkada Provinsi Nusa Tenggara Barat 2018,”Imajinasi : Jurnal Seni, vol. 12, no. 2, pp. 125–132, Jul. 2018, number: 2, doi: 10.15294/imajinasi.v12i2.17471.
[12] R. Yuda, F. D. Sucipto, and M. Ghifari, “Perancangan Maskot ISBI Aceh sebagai Upaya Penguatan Brand Awareness,” Gorga: Jurnal Seni Rupa, vol. 11, no. 1, pp. 36–44, Jun. 2022, number: 1, doi: 10.24114/gr.v11i1.29315.
[13] O. Ariesta, “Perancangan Maskot ISI Padangpanjang sebagai Media Branding,” Jurnal Bahasa Rupa, vol. 3, no. 2, pp. 104–116, Apr. 2020, doi: 10.31598/bahasarupa.v3i2.490.
[14] L. Istiana, “Perancangan Maskot Destinasi Wisata Danau Ranu Grati,” Dimensi : Jurnal Ilmiah Komunikasi dan Seni Desain Grafis, vol. 4, no. 2, pp. 1–9, Jan. 2024, number: 2. [Online]. Available: https://ejournal.unupasuruan.ac.id/index.php/dimensi/ article/view/408
[15] T. Harpawati, “Transformasi Cerita Serat Menak dalam Pertunjukan Wayang Golek Menak,” Gelar : Jurnal Seni Budaya, vol. 7, no. 1, 2015, number: 1, doi: 10.33153/glr.v7i1.1253.
[16] N. Ardiansyah, Y. Chanafiah, and A. Canrhas, “Alih Wahana Novel Hujan Bulan Juni Karya Sapardi Djoko Damono ke Film HBJ Karya Reni Nurcahyo Hestu Saputra Kajian Ekranisasi,” Jurnal Ilmiah KORPUS, vol. 4, no. 3, pp. 333–338, Dec. 2020, doi: 10.33369/jik.v4i3.13163.
[17] I. N. L. Julianto and A. Sachari, “Keterlibatan Simbol Tradisi sebagai Stimulus bagi Anak-anak dalam Proses Mempelajari Budaya Bali,” SOSIOHUMANIKA, vol. 9, no. 2, pp. 249–268, Dec. 2016, number: 2, doi: 10.2121/sosiohumanika.v9i2.730.
[18] K. Sullivan and G. Schumer, Ideas for the Animated Short. Routledge, Mar. 2013. [Online]. Available: https:
//www.taylorfrancis.com/books/9781136141980
[19] S. Kasim, “Strukturalisme Dan Semiotik Wayang Sasak,” Jurnal Sangkareang Mataram, vol. 5, no. 2, pp. 11–14, Jun. 2019.
[20] S. Kasim, “Bentuk Tokoh Umar Maya pada Wayang Sasak,” Jurnal SASAK : Desain Visual dan Komunikasi, vol. 1, no. 2, pp. 51–55, Nov. 2019, doi: 10.30812/sasak.v1i2.555.