Komoditas Modifikasi Budaya Lokal dalam Konten Komedi di Media Sosial
Abstract
Media sosial Instagram menjadi salah satu pilihan media para komika dalam meningkatkan followers reach dan personal branding. Salah satu komika yang telah berhasil meningkatkan followers reach dan melakukakan personal branding adalah Nopek Novian. Nopek berhasil menjadi komika terkenal karena mengkomodifikasi budaya lokal sebagai personal branding. Oleh karenanya, penelitian ini bertujuan mengeksplorasi strategi Nopek Novian dalam mengkomodifikasi budaya lokal sebagai identitas dirinya di media sosial Instagram. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Data didapat dari analisis konten unggahan Nopek di media Instagramnya menggunakan semiotika Rollan Barthes. Hasil penelitian ini adalah adanya komodifikasi pada budaya Jawa, yakni pengetahuan tentang weton, peribahasa Jawa, dan mudik. Konten budaya lokal menjadi komoditas yang jitu untuk menaikkan followers reach dan manajemen impresi Nopek Novian, misalnya konten weton 25 yang dibuat dan diunggah saat banyak artis Indonesia bercerai, sehingga viral dan menjadi perbincangan netizen, kemudian konten peribahasa Jawa dijadikan sebagai personal branding Nopek Novian sebagai komedian yang santai, dan terakhir konten mudik untuk menyindir orang-orang yang hanya ingin pamer ketika pulang kampung. Penelitian ini berkontribusi pada pemahaman strategi komodifikasi budaya lokal sebagai personal branding di media sosial, dengan fokus pada konten budaya Jawa.
References
[2] Y. Febrianty et al., “Peran Kearifan Lokal Dalam Membangun Identitas Budaya Dan Kebangsaan,” eL-Hekam: Jurnal StudiKeislaman, vol. 7, no. 1, pp. 168–181, 2023.
[3] C. Cintya Lauren, “Analisis Adaptasi Masyarakat Lokal terhadap Perubahan Sosial dan Tren Budaya di Indonesia Ditinjau dari Perspektif Hukum Adat,” Jurnal Hukum dan HAM Wara Sains, vol. 2, no. 09, pp. 874–884, 2023. DOI: 10.58812/jhhws.v2i09.646.
[4] W. E. P. Chintia Sari, “Pengaruh Karang Taruna Dalam Membentuk Karakter Positif Dan Etika Sosial Pemuda Di Desa Balonggabus,”Jurnal Penelitian Ilmu Ekonomi dan Keuangan Syariah (JUPIEKES),vol. 2, no.1,2024.
[5] F. Z. Arista et al., “Paradigma Masyarakat Desa Bendowulung Kabupaten Blitar terhadap Tradisi Weton Jawa,” AL YASINI:Jurnal Keislaman, Sosial, Hukum dan Pendidikan, vol. 08, no.36, pp. 272–283, 2023.
[6] R. Krishnani dan S. Haniatunnisa, “Perhitungan Weton Sebagai Syarat Batalnya Pernikahan Dalam Perspektif Hukum Islam,”Maslahah: Journal of Islamic Studies, vol. 2, no. 2, pp. 53–60, 2023.
[7] E. S. Rachman, “Implikasi Asas Manfaat Penyiaran televisi Terhadap Perlindungan Hak Konsumen,” KOMUNIKASIA: Journal of Islamic Communication & Broadcasting, vol. 3, no. 1, pp. 50–67, 2023.
[8] N. Stephani, “Komodifikasi Budaya Jawa (Wayang) Dalam Program Acara Opera Van Java di Trans 7,” Ph.D. dissertation, 2013, p. 65.
[9] A. Hikmah, E. Suryanto, dan M. Rohmadi, “Deiksis Sosial Dalam Vlog Upacara Bakar Jenazah Ngaben, Bali Berbasis Channel Youtube Karya Dzawin Nur,” Jurnal Educatio FKIP UNMA, vol. 8, no. 3, pp. 1065–1076, 2022. DOI: 10.31949/educatio. v8i3.2894.
[10] A. Indrayana, “Analisis Wacana Kritis Komodifikasi Budaya Lokal pada Iklan Televisi (Studi Kasus Produk Frestea versi Hiphop Wedding),” DeKaVe, vol. 7, no. 2, pp. 35–46, 2014. DOI: 10.24821/dkv.v7i2.1645.
[11] D. Angelina, “Film Komedi Rukun Karya : Strategi Seniman Tradisi,” vol. 17, no. 2, pp. 159–174, 2021.
[12] Agustinus Gulo, “Revitalisasi Budaya Di Era Digital Dan Eksplorasi Dampak Media Sosial Terhadap Dinamika Sosial-Budaya Di Tengah Masyarakat,” Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan (JURDIKBUD), vol. 3, no. 3, pp. 172–184, 2023.
[13] Haryono, Cosmas, dan Gatot, Kajian Ekonomi Politik Media: Komodifikasi Pekerja dan Fetisisme Komoditas dalam Industri Media, 1st ed., D. E. Restiani, Ed. Sukabumi: CV Jejak, 2020, vol. 14, pp. 1–4.
[14] Agus Sudibyo, Dialektika Digital: Kolaborasi dan Kompetisi Anatar Media Massa dan Platform Digital, Digital, G. A. Putro,Ed. Jakarta: PT. Gramedia, 2022, p. 504.
[15] F. A. Dharma, “Komodifikasi Folklor dan Konsumsi Pariwisata di Indonesia,” BioKultur, vol. VII, no. 1, pp. 1–15, 2018.
[16] M. Ramdhan, Metode Penelitian, 1st ed., A. A. Effendy, Ed. Surabaya: Cipta Media Nusantara, 2021.
[17] A. Simamora et al., “Analisis Bentuk dan Makna Perhitungan Weton pada Tradisi Pernikahan Adat Jawa Masyarakat Desa Ngingit Tumpang: Kajian Antropolinguistik,”Jurnal Budaya FIB UB, vol. 3, no.1, pp. 44–54,2022.
[18] F. Zahira, I. M. Rusmana, dan N. Gardenia, “Etnomatematika Pada Penggunaan Perhitungan Weton Tradisi Jawa Kedua Calon Mempelai,” in Prosiding Diskusi Panel Nasional Pendidikan Matematika Universitas Indraprasta PGRI Jakarta., 2022, pp. 299–304.
[19] N. A. J. ’Aatika, N. A. Maulani, dan M. J. Rifqi, “Analisis Pengaruh Weton di Desa Pakunden dalam Pernikahan Menurut Teori Strukturalisme Levi-Strauss,” ´ Jurnal Al-Hakim: Jurnal Ilmiah Mahasiswa, Studi Syariah, Hukum dan Filantropi, vol. 5, no. 2, pp. 285–303, 2023. DOI: 10.22515/jurnalalhakim.v5i2.7938.
[20] C. W. Anggraeni et al., “Kepatuhan Penggunaan Weton Masyarakat Jawa dalam Penetapan Waktu Menikah,” vol. 7, pp. 77–89, 2024.
[21] Y. Rizki, P. Sormin, dan A. Purba, “Analisis Nilai-Nilai Luhur dan Makna Peribahasa Jawa Masyarakat Desa Wonosari Kecamatan Pantai Labu,” Bahterasia, vol. 4, no. 2, pp. 66–72, 2023.
[22] B. Hadiatmadja, “Nilai Karakter Pada Peribahasa Jawa,” Kawruh : Journal of Language Education, Literature and Local Culture, vol. 1, no. 1, pp. 14–27, 2019. DOI: 10.32585/kawruh.v1i1.237.
[23] P. Dari dan Q. S. A.-h. Ayat, “Fenomena Mudik Idul Fitri, Bagi-Bagi THR, dan Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat: Sebuah Pelajaran dari QS. Al-Hasr Ayat 7,” Jurnal Ayat dan Hadist Ekonomi, vol. 2, pp. 68–76, 2024.
[24] A. H. Arribathi dan Q. Aini, “Mudik Dalam Perspektif Budaya Dan Agama (Kajian Realistis Perilaku Sumber Daya Manusia),”Journal Cyberpreneurship Innovative and Creative Exact and Social Science (CICES), vol. 4, no. 1, pp. 45–52, 2018. DOI:10.33050/cices.v4i1.475.
[25] A. I. Susanto dan F. A. Dharma, “Podcast Audio Visual Sebagai Media Komunikasi Pendidikan,” Jurnal SASAK : Desain Visual dan Komunikasi, vol. 4, no. 2, pp. 53–60, 2022. DOI: 10.30812/sasak.v4i2.2030.
[26] A. G. Pawestri, “Membangun Identitas Budaya Banyumasan Melalui Dialek Ngapak Di Media Sosial,” Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra, vol. 19, no. 2, pp. 255–266, 2020. DOI: 10.17509/bs_jpbsp.v19i2.24791.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.