Analisis Isi Teknik Pergerakan Kamera dalam Film Penyalin Cahaya

Authors

  • Haikal Muzakki Universitas Ahmad Dahlan
  • Vani Dias Adiprabowo Universitas Ahmad Dahlan

DOI:

https://doi.org/10.30812/27vxj351

Keywords:

Pergerakan Kamera, Angle Kamera, Shot Size, Penyalin Cahaya

Abstract

Penelitian ini membahas penggunaan teknik pergerakan kamera dalam film Penyalin Cahaya, sebuah karya perfilman Indonesia yang menyoroti isu sosial melalui pendekatan sinematik yang khas. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis secara mendalam bagaimana teknik pergerakan kamera termasuk panning, tracking, zooming, dolly, dan crab movement dimanfaatkan untuk mendukung narasi, membangun atmosfer, serta mengarahkan emosi penonton. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif deskriptif dengan analisis isi, di mana data primer diperoleh melalui cuplikan adegan film yang relevan, sementara data sekunder dikumpulkan dari kajian literatur terkait teori sinematografi dan teknik pergerakan kamera. Hasil penelitian menunjukkan bahwa teknik pergerakan kamera dalam film ini digunakan secara strategis untuk menegaskan dinamika naratif, memperkuat pesan kritik sosial, dan menciptakan pengalaman visual yang imersif bagi penonton. Kesimpulan penelitian ini menegaskan bahwa penerapan teknik pergerakan kamera dalam film Penyalin Cahaya
tidak hanya meningkatkan nilai estetika visual, tetapi juga berkontribusi signifikan dalam penyampaian pesan sosial dan pembentukan emosi. Temuan ini dapat menjadi referensi bagi sineas dan akademisi dalam mengembangkan teknik sinematografi di industri perfilman Indonesia.

References

[1] A. F. Amrullah dan V. D. Adiprabowo, “Hoax dalam Film Miracle in Cell No. 7,” Jurnal Ilmiah Ilmu Komunikasi Communique, vol. 6, no. 2, 2024. DOI: https://doi.org/10.62144/jikq.v6i2.316.

[2] A. Haryanto dan I. K. F. Bagaskara, “Kajian Pengaruh Otak Kanan Dan Otak Kiri Pada Proses Editing Film,” DeKaVe, vol. 1, no. 1, pp. 20–38, 2021. DOI: 10.24821/dkv.v1i1.5710.

[3] G. P. P. A. Yasa, “Analisis Unsur Naratif sebagai Pembentuk Film Animasi Bul,” Jurnal SASAK : Desain Visual dan Komunikasi, vol. 3, no. 2, pp. 48–57, 2022. DOI: 10.30812/sasak.v3i2.1594.

[4] P. Chaniago, “Representasi Pendidikan Karakter dalam Film Surau dan Silek (Analisis Semiotik Ferdinand De Saussure),” Journal of Islamic Education Policy, vol. 4, no. 2, pp. 135–151, 2020. DOI: 10.30984/jiep.v4i2.1284.

[5] V. Varlina dan P. K. Syauqiyah, “Analisis Film Midsommar Berdasarkan Perspektif Estetika Media dan Etika Visual,” Jurnal SASAK : Desain Visual dan Komunikasi, vol. 6, no. 1, pp. 231–248, 2024. DOI: 10.30812/sasak.v6i1.3964.

[6] Y. Xiao, “Parasite : An Interpretation of the Portrayal of Characters in Korean Realistic Films,” vol. 3, no. 3, 2024. DOI: 10.56397/SAA.2024.09.10.

[7] L. Y. S. Silaban, “Representasi Kritik Sosial Keluarga dan Pendidikan Dalam Film Penyalin Cahaya,” Jurnal Kaganga: Jurnal Ilmiah Sosial dan Humaniora, vol. 8, no. 1, pp. 40–49, 2024. DOI: 10.33369/jkaganga.8.1.40-49.

[8] R. R. Netanya Astu P.D. dan S. Kusuma, “Analisis Resepsi Kekerasan Seksual pada Perempuan dalam Film Penyalin Cahaya,” Jurnal InterAct, vol. 12, no. 2, pp. 97–106, 2024. DOI: 10.25170/interact.v12i2.4896.

[9] N. A. D. Tuhepaly dan S. A. Mazaid, “Analisis Semiotika John Fiske Mengenai Representasi Pelecehan Seksual Pada Film Penyalin Cahaya,” Jurnal Pustaka Komunikasi, vol. 5, no. 2, pp. 233–247, 2022. DOI: 10.32509/pustakom.v5i2.1963.

[10] H. Sya’diyah dan A. S. Patria, “Analysis of Basic Cinematography Component in The Short Film “Tilik” Directed by Wahyu Agung Prasetyo,” Ultimart: Jurnal Komunikasi Visual, vol. 16, no. 1, pp. 74–89, 2023. DOI: 10.31937/ultimart.v16i1.3013.

[11] D. Manesah, M. A. M. Alfathoni, dan A. Purnomo, “Training on Making Mini Studios as A Product Promotion Medium at UKM Walidayna,” Mattawang: Jurnal Pengabdian Masyarakat, vol. 3, no. 4, pp. 442–447, 2022. DOI: 10.35877/454ri. mattawang1263.

[12] R. S. Mohamad Permana dan P. W. Alam, “Ekonomi Politik Media Dalam Perspektif Komunikasi Dan Sosial-Budaya,” Jurnal Kajian Budaya dan Humaniora, vol. 4, no. 2, pp. 238–243, 2022. DOI: 10.61296/jkbh.v4i2.19.

[13] K. D. Hermansyah, “Analisis Hermeneutika Film Dokumenter Short Cut,” IMAJI: Film, Fotografi, Televisi, & Media Baru, vol. 15, no. 1, pp. 28–41, 2024. DOI: 10.52290/i.v15i1.168.

[14] M. E. Prasetyo, I. Hugo, dan B. Wicaksana, “Analisis Formal Secara Visual Pada Video Musik ” Saat Kau Telah Mengerti ”,”vol. 08, no. 01, pp. 21–32, 2025. DOI: 10.31598.

[15] H. N. Hidayat et al., “Menggali Minangkabau dalam film dengan mise-en-scene,” ProTVF, vol. 5, no. 1, p. 117, 2021. DOI: 10.24198/ptvf.v5i1.29433.

[16] K. D. Parana, G. B. Prabhawita, dan I. B. H. K. Kayana, “”Penerapan Teknik Camera Movement Pada Film Pendek Satu Pertemuan dalam Membangun Suasana Dramatik”,” vol. 04, no. 01, pp. 20–25, 2024.

[17] D. Eka Maulana, “Analisis Teknik Restricted Narration Dalam Membangun Dramatik Pada Sinematografi Film 1917 Karya Sam Mendes,” TONIL: Jurnal Kajian Sastra, Teater dan Sinema, vol. 19, no. 2, pp. 90–103, 2022. DOI: 10.24821/tnl.v19i2. 7857.

[18] S. W. Dheviyania, “Analisis Teknik Pergerakan Kamera Dalam Menampilkan Pesan Budaya Batak Toba Pada Film Ngeri Ngeri Sedap,” vol. 1, no. 1, pp. 989–1004, 2024.

[19] Ummul, K. Abidin, dan Wandi, “Analysis of Joseph V. Mascelli’s 5’C Cinematographic Technique On the movie All Quiet on the Wstren Front,” vol. 5, no. 2, pp. 173–185, 2024.

[20] D. C. Ananda dan A. A. Wibowo, “Analisis Semiotika: Representasi Ketidakadilan Korban Perpeloncoan Pada Film “Penyalin Cahaya”,” ORASI: Jurnal Dakwah dan Komunikasi, vol. 13, no. 2, p. 251, 2022. DOI: 10.24235/orasi.v13i2.11062.

[21] V. D. Adiprabowo, Pengantar Tata Kamera: Single Camera-Multi Camera Film dan Televisi. Yogyakarta: Mata Kata Inspirasi, 2022, p. 102.

[22] D. Kuswandi, T. Bustomi, dan P. Adytia, “Perancangan Dan Implementasi Movement Slider Kamera Guna Menunjang Teknik Sinematografi Dan Fotografi Menggunakan Arduino Nano,” Jurnal Informatika Wicida, vol. 10, no. 2, pp. 44–49, 2021. DOI: 10.46984/inf-wcd.1824.

[23] E. R. Ardika dan V. D. Adiprabowo, “Representations of Sexual Harassment in the Film Please Be Quiet,” PERSEPSI: Communication Journal, no. 1, pp. 55–68, 2024. DOI: https://doi.org/10.30596/persepsi.v7i1.19568.

[24] E. N. Limbong, Tonni, Multimedia: editing video dengan Corel VideoStudio X10. 2020, p. 6.

Published

2025-06-12

How to Cite

Analisis Isi Teknik Pergerakan Kamera dalam Film Penyalin Cahaya. (2025). Jurnal SASAK : Desain Visual Dan Komunikasi, 7(1), 35-44. https://doi.org/10.30812/27vxj351