Perancangan Film Dokumenter Kupiah Meukeutop dengan Pendekatan Sinematografi sebagai Media Informasi Budaya Aceh
DOI:
https://doi.org/10.30812/sasak.v7i2.4223Keywords:
Documentary Film, Kupiah Meukeutop, Information Media.Abstract
Kupiah meukeutop erupakan penutup kepala khas Aceh yang mempunyai nilai Filosofis dan sejarah. Seiring perkembangan zaman nilai jualnya semakin menurun sehingga mempengaruhi eksistensi dari kupiah meukeutop ini. Berdasarkan fenomena tersebut, penulis menciptakan film dokumenter untuk menyajikan informasi mengenai sejarah dan budaya ke dalam bentuk visual dari Kupiah meukeutop. Film Dokumenter ini membahas sejarah singkat dibalik Kupiah meukeutop, filosofi, peran pentingnya dari masa ke masa, hingga pergulatan ekonomi dikalangan pengrajin. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membahas mengenai fenomena Kupiah Maukeutop yang dituangkan melalui penciptaan Film Dokumenter. Metode yang digunakan dalam penelitian ini Standard Operating Procedure dengan pendekatan kualitatif yang terdiri atas tiga tahapan yaitu pra produksi, produksi dan Pasca Produksi. Pengkarya menggunakan metode pengumpulan data observasi, wawancara dan dokumentasi. dan Menggunakan metode analisis data SWOT. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa penciptaan film dokumenter berjudul dibalik mahkota Tradisi Kupiah Meukeutop dapat menjadi salah satu alternative untuk menyampaikan informasi sejarah dan budaya Aceh khususnya Kupiah Maukeutop. Kesimpulan dari penelitian ini adalah Informasi Budaya dan sejarah dapat dilakukan melalui media audio visual salah satunya adalah film Dokumenter, karena media tersebut dapat mengelaborasi pesan secara komprehensif dan detail kepada penikmatnya.
References
[1] M. Indrawati dan Y. I. Sari, “Memahami Warisan Budaya dan Identitas Lokal di Indonesia,” Jurnal Penelitian dan Pendidikan IPS, vol. 18, no. 1, pp. 77–85, May 13, 2024. DOI: 10.21067/jppi.v18i1.9902.
[2] T. I. Nurmuttaqin, I. Ismawan, dan C. Zuriana, “Motif ragam hias kupiah aceh,” Journal:eArticle, Universitas Syiah Kuala, 2016, p. 187 977.
[3] F. Izzati, P. Dahlia, dan T. Ocktarizka, “Proses Pembuatan Kerajinan Kopiah Riman di Desa Dayah Adan, Kabupaten Pidie,”INVENSI, vol. 7, no. 2, pp. 131–138, Dec. 16, 2022. DOI: 10.24821/invensi.v7i2.4978.
[4] A. A. Magriyanti dan H. Rasminto, “Film Dokumenter sebagai Media Informasi Kompetensi Keahlian SMK Negeri 11 Semarang,” Pixel :Jurnal Ilmiah Komputer Grafis, vol. 13, no. 2, pp. 123–132, Dec. 20, 2020. DOI: 10.51903/pixel.v13i2.322.
[5] I. M. Irsyadi dan D. Saputra, “Film Dokumenter Talempong Sungai Pua,” Jurnal Riset Rumpun Seni, Desain dan Media, vol. 3, no. 1, pp. 220–238, Feb. 13, 2024. DOI: 10.55606/jurrsendem.v3i1.2658.
[6] E. Lawrence dan D. Kurniawan, “Perancangan film dokumenter seni pertunjukkan topeng malang,” Journal:eArticle, Universitas Kristen Petra, 2014, p. 85 293.
[7] R. H. Apriyus dan E. Pebriyeni, “Film Dokumenter Silek Tuo Gunuang,” Journal on Education, vol. 5, no. 2, pp. 5045–5053, Jan. 27, 2023. DOI: 10.31004/joe.v5i2.1235.
[8] H. Supiandi dan E. Elyta, “Representasi Nilai Budaya Bahtuk: Film Dokumenter Sungkung Warisan Budaya di Tengah Rimba,”Innovative: Journal Of Social Science Research, vol. 3, no. 2, pp. 5346–5355, May 27, 2023.
[9] R. H. Putra et al., “Film Dokumenter sebagai Alat Edukasi Budaya untuk Pembangunan Komunitas,” Jurnal Desain Komunikasi Visual, vol. 2, no. 3, pp. 13–13, Jun. 19, 2025. DOI: 10.47134/dkv.v2i3.4277.
[10] D. Putra dan M. Ilhaq, “Pemahaman Dasar Film Dokumenter Televisi,” Besaung : Jurnal Seni Desain dan Budaya, vol. 6,no. 2, pp. 86–91, Sep. 17, 2021. DOI: 10.36982/jsdb.v6i2.1715.
[11] A. N. Shadrina, S. R. Zaim, dan F. Arimurti, “Manajemen Produksi Film Pendek Keling: Dari Pra Produksi, Produksi dan Pasca Produksi,” Jurnal Audiens, vol. 4, no. 2, pp. 320–330, May 31, 2023. DOI: 10.18196/jas.v4i2.36.
[12] R. B. Suhara, Produksi Film Dokumenter. Penerbit K-Media, 110 pp. Google Books: 0DAGEQAAQBAJ.
[13] D. R. Ariani dan F. Neta, “Penerapan Teknik Color Grading dan Musik Scoring pada Tahap Paska Produksi Film Horor ”Waktu Terlarang”,” Journal of Applied Multimedia and Networking, vol. 5, no. 1, pp. 29–41, Jul. 31, 2021. DOI: 10.30871/jamn.v5i1.2375.
[14] A. Ratmanto, “Beyond The Historiography: Film Dokumenter Sejarah Sebagai Alternatif Historiografi di Indonesia,” SASDAYA: Gadjah Mada Journal of Humanities, vol. 2, no. 2, p. 405, Jun. 24, 2018. DOI:10.22146/sasdayajournal.36452.
[15] W. W. Bastaman, “Media film dokumenter sebagai upaya peningkatan historical awareness sejarah lokal di kota rangkasbitung melalui pembelajaran sejarah untuk siswa sman 3 di rangkasbitung kabupaten lebak,” BIHARI: Jurnal Pendidikan Sejarah dan Ilmu Sejarah, vol. 1, no. 1, 2018. DOI: 10.37058/bjpsis.v1i1.864.
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2025 sumaya rahmah, Fentisari Desti Sucipto, Alfikhairina Jamil

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
How to Cite
Most read articles by the same author(s)
- Fentisari Desti Sucipto, Rino Yuda, Reza Sastrawijaya, Desain Ikon untuk Tunanetra pada Kemasan Bahan Pokok Makanan , Jurnal SASAK : Desain Visual dan Komunikasi: Vol. 4 No. 2 (2022): SASAK
- Mustafa Mustafa, Fentisari Desti Sucipto, Rino Yuda, Kaligrafi Sufi sebagai Media Komunikasi Visual Surat Al Ashr Ayat Pertama , Jurnal SASAK : Desain Visual dan Komunikasi: Vol. 5 No. 2 (2023): SASAK









