Peningkatan Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Remaja untuk Mewujudkan Remaja Sehat Berprestasi
Abstract
Ada sekitar 64 juta remaja berusia antara 10 hingga 24 tahun, atau 28,64% dari total populasi Indonesia. Pendidikan kesehatan reproduksi bagi remaja merupakan upaya penting untuk menghindari pergaulan bebas, penyebaran penyakit menular seksual dan kehamilan yang tidak diinginkan. Tujuan dari pengabdian masyarakat ini adalah untuk memberikan penyuluhan tentang kesehatan reproduksi kepada remaja guna mewujudkan remaja yang sehat dan berprestasi. Metode pelaksanaan promosi kesehatan yang digunakan adalah Participatory Action Research (PAR) dengan pelatihan tentang masalah kesehatan reproduksi dan pencegahan penyakit menular seksual yang diikuti oleh siswa-siswi Madrasah Aliyah (MA) Dinniyah Putri, Kabupaten Pesawaran, Lampung. Hasil pengabdian ini menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai rerata pretest (63,96) dan nilai posttest (92,2) tentang kesehatan reproduksi pada remaja di MA Dinniyah Putri, Pesawaran, Lampung. Kegiatan pengabdian ini terbukti dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman remaja tentang kesehatan reproduksi sehingga dapat menjadi salah satu upaya dalam mencegah terjadinya penyakit.
References
Badan Pusat Statistik. (2017). Perkawinan Usia Anak di Indonesia. https://www.bps.go.id/id/publication
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. (2018). Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2018, Direktorat Bina Ketahanan Remaja, BKKBN. Jakarta: BKKBN.
Cahyo, K., Kurniawan, T. P., & Margawati, A. (2008). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Praktik Kesehatan Reproduksi Remaja di SMA Negeri 1 Purbalingga Kabupaten Purbalingga. Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia, 3(2), 86–101. http://www.ejournal.undip.ac.id/index.php/jpki/article/view/2540
Dewi, T., Masruhim, M. A., & Sulistiarini, R. (2016). Promosi dan Koseling Kesehatan Reproduksi Bagi Kelompok Kegiatan PIK Remaja (PIK-R). In Laboratorium Penelitian dan Pengembangan FARMAKA TROPIS Fakultas Farmasi Universitas Mualawarman, Samarinda, Kalimantan Timur.
Hasanah, H. (2016). Sebuah Strategi Mencegah Berbagai Resiko Masalah Reproduksi Remaja. Sawwa: Jurnal Studi Gender, 11(2), 229-251. DOI:10.21580/sa.v11i2.1456
Kemenkes RI. (2013). Survei Demografi Kesehatan Indonesia 2012.Jakarta
Mahfiana, L., Rohmah, E.Y., & Widyaningrum, R. (2009). Remaja dan Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: STAIN Press Ponorogo. https://repository.iainponorogo.ac.id/644
Nuzula, R. F., Dasuki, D., & Kurniawati, H. F. (2020). Hubungan Kehamilan Pada Usia Remaja Dengan Kejadian Berat Bayi Lahir Rendah (Bblr) Di Rsud Panembahan Senopati. Jurnal Kesehatan Samodra Ilmu, 11(2), 121–130. https://doi.org/10.55426/jksi.v11i2.115
Rachmawati, W. C. (2019). Promosi Kesehatan & Ilmu Perilaku. In Jakarta: Rineka Cipta.
Renie Tri Herdiani, Mk., Ns Isti Antari, Mp., Siska Oktari, Mm., Desni Yuniarni, P., & MPsi, Sp. (2023). Psikologi Perkembangan Remaja. Cv. Eureka Media Aksara.
Utami, F. P., & Ayu, S. M. (2018). Buku Ajar Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Ahmad Dahlan. http://eprints.uad.ac.id/id/eprint/24395
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.