SAPAAN DALAM BAHASA MBOJO: KE ARAH SIKAP KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PERSPEKTIF BUDAYA NUSANTARA
Abstract
Semakin berkembangnya zaman dan kemajuan teknologi sedikit banyak berimbas pada perubahan sistem sapaan yang sudah mulai memudar dalam masyarakat Mbojo, hal ini dipengaruhi oleh arus globalisasi danjuga tidak adanya rasa kecintaan masyarakat Mbojo itu sendiri terhadap budayanya. Sehingga, permasalahan utama dalam kajian ini adalah bagaimana penggunaan sistem sapaan penamaan dalam bahasa Mbojo sebagai wujud rasa penghormatan dan keakraban terhadap identitas etnik Mbojo dalam menghadapi kemajemukan peradaban. Sebagaimana diketahui, di tengah gempuran zaman masyarakat Mbojo tidak mampu lagi mempertahankan eksistensi budaya sistem sapaan penamaan ini dalam keberlangsungannya. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif.Sumber data dalam penelitian ini adalah bunyi bahasa yang difokuskan pada penamaan masyarakat Mbojo. Data diperoleh melalui pengamatan dan pencatatan lapangan secara langsung. Adapun teori yang digunakan untuk membedah fenomena ini adalah linguistik kebudayaan, yakni sebuah teori budaya tentang makna linguistik. Temuan yang dimaksudkan dalam kajian ini seperti penamaan bentuk penghormatan dan keakraban pada nama Abubakar disapa Baka menjadi Beko, Aminah disapa Mina menjadi Mene, Abidin disapa Bidi menjadi Bedo.