Fenomena Anglisisme: Gabungan Prefiks Informal Nge- Bahasa Indonesia dan Kelas Kata Bahasa Inggris
Abstract
Kontak bahasa yang terjadi antara bahasa Indonesia dengan bahasa Inggris menimbulkan suatu fenomena linguistik yang disebut anglisisme. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap fenomena anglisisme yang sedang marak terjadi di media sosial Indonesia yaitu peminjaman kata atau istilah bahasa Inggris dengan memadukan prefiks informal Nge- bahasa Indonesia. Data Penelitian diperoleh dari media sosial Twitter yang kini berubah nama menjadi X. Jumlah data yang digunakan adalah sebanyak 85 tuturan yang mengandung prefiks Nge- yang dipadukan dengan kelas kata bahasa Inggris. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui dokumentasi atau tangkap layar. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 12 bentuk afikasasi prefiks Nge- yang dipadukan dengan beberapa kelas kata bahasa Inggris, yaitu; 1) Nge- + Verba; 2) Nge- + Nomina; 3) Nge- + Adjektiva; 4) Nge- + Adverbia; 5) Nge- + Verba + -in; 6) Nge- + Nomina + -in; 7) Nge- + Adjektiva + -in; 8) Nge- + Adverbia + -in; 9) Nge- + Verba + -ing, 10) Nge- + Nomina + -ing, 11) Nge- + adjektiva + -ing, 12) Nge- + adverbia + -ing.
References
Aflisia, N., EQ, A. N., & Suhartini, A. (2021). The urgency of theological foundations in Islamic education in the industry era 4.0 towards the society era 5.0. International Journal of Education Research and Development, 1(1), 60–77.
Azizah, N. (2018). Anglicism in Indonesia. Ethical Lingua, 5(1), 61–71.
Handayani, F., & Amelia, M. (2022). Indoglish as a Sociolinguistics Phenomenon: A Case Syudy at English Departements UMMY Solok. Journal of English Language Learning, 6(1), 53–61.
Hikmat. (2022). The readiness of education in Indonesia in facing the society era 5.0. Jurnal Basicedu, 6(2), 2953–2961.
Munawaroh, D. M. (2023). Analisis Anglisisme dalam Rubrik Marie Claire Maison Majalah Marie Claire. Universitas Bandar Lampung.
Nurjanah, A. F., Yosani, Y. M. A., & Ginanjar, B. (2022). Afiks Nge- Pada Media Sosial Twitter. Stilistika: Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra, 15(2), 239–248.
Rahardi, K. (2014). Bahasa “Indoglish” dan “Jawanesia” dan Dampaknya Bagi Pemartabatan Bahasa Indonesia. Kajian Linguistik Dan Sastra, 26(1), 1–21.
Saddhono, K., Rakhmawati, A., & Hastuti, S. (2016). Indoglish Phenomenon: The Adaptation of English into Indonesian Culture. PONTE International Scientific Researches Journal, 72(3), 29–35.
Solihatin, E. (2019). Linguistik Forensik dan Kejahatan Berbahasa. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Syahid, A., Sudana, D., & Bachari, A. D. (2023). Cyberbullying on Social Media in Indonesia and Its Legal Impact: Analysis of Language Use in Ethnicity, Religious, Racial, and Primordial Issues. Theory and Practice in Language Studies, 13(8), 1938–1946. https://doi.org/10.17507/tpls.1308.09
Tsani, N. (2006). Apa itu anglisisme? Ekspresi: Media Komunikasi Dan Informasi, IV(8), 19–20.
Wijaya, A. D., & Bram, B. (2021). A Sociolinguistic Analysis of Indoglish Phenomenon in South Jakarta. PROJECT (Professional Journal of English Education), 4(4), 672–684.

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.