Implementasi DFS dan Dempster Shafer Untuk Mendiagnosa Penyakit Mata

Authors

  • Reza Apriawan Universitas Bumigora, Mataram, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.30812/corisindo.v1.5534

Keywords:

Dempster Shafer, Depth First Search, Penyakit mata

Abstract

Penggunaan gadget yang berlebihan bisa menimbulkan masalah untuk penglihatan. Berdasarkan data kebutaan dunia, setiap 5 detik ditemukannya 1 orang di dunia mengalami kebutaan. Sebagai salah satu dari 5 panca indra, tentu saja sangat penting untuk menjaga mata. Oleh sebab itu dibutuhkannya sebuah sistem yang dapat membantu masyarakat untuk melakukan diagnosa awal pada gejala untuk memastikan penyakit yang diderita. sistem pakar menjadi salah satu solusi untuk permasalahan tersebut. Metode yang digunakan dalam sistem pakar ini adalah Depth First Search dan Dempster Shafer, dimana metode Depth First Search sebagai mapping dari gejala yang ada dan metode Dempster Shafer sebagai perhitungan akhir dan akan menunjukkan penyakit yang diderita. sistem yang dibangun berbasis website sehingga pengguna bisa mengaksesnya dari komputer/laptop maupun dari handpone. Dalam sistem terdapat 15 penyakit yang terdiri dari 63 gejala. Dengan tingkat akurasi sebesar 92% setelah dilakukan pengujian dengan pakar.

References

[1] E. Putra, Y. Asri, B. Prayitno, and A. Dahroni, “SISTEM PAKAR UNTUK MENGIDENTIFIKASI PENYAKIT MATA,” vol. 8, no. 1, pp. 17–25, 2019.

[2] Z. Maulidia Septimar, “PENGARUH PENGGUNAAN GADGET TERHADAP PENURUNAN KETAJAMAN PENGLIHATAN PADA REMAJA TAHUN 2020,” Nusant. Hasana J., vol. 1, no. 4, p. Page, 2021.

[3] L. Tamara and N. N. Sari, “Penggunaan Gadget dan Hubungannya dengan Kesehatan Mata Pada Anak Usia Sekolah,” vol. 6, no. 1, pp. 399–406, 2025.

[4] V. Amrizal and Q. Aini, Naskah Kecerdasan Buatan. 2013.

[5] B. H. Hayadi, “Sistem Pakar,” 2018, Deepublish, yogyakarta.

[6] M. H. Rifqo, D. A. Prabowo, and M. Haura, “Perbandingan Metode Certainty Factor dan Dempster-Shafer Pada Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Gigi dan Mulut,” J. Inform. Upgris, vol. 5, no. 2, 2019, doi: 10.26877/jiu.v5i2.4225.

[7] N. N. Arief and M. A. A. Saputra, “KOMPETENSI BARU P UBLIC RELATIONS ( PR ) PADA ERA ARTIFICIAL INTELLIGENCE,” vol. 02, no. 01, pp. 1–12, 2019.

[8] E. Indriani, B. A. R, and Suhermsnto, “Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Kucing Menggunakan Metode Depth First Search ( DFS ),” 2014.

[9] R. Hamidi, H. Anra, and H. S. Pratiwi, “(referensi) Analisis Perbandingan Sistem Pakar dengan Metode Certainty Factor dan Metode Dempster-Shafer pada Penyakit Kelinci.pdf,” 2017.

[10] R. Setiawan, C. Suhery, and S. Bahri, “DIAGNOSA INFEKSI PENYAKIT TROPIS Kecerdasan Buatan Sistem Pakar,” vol. 06, no. 03, pp. 97–106, 2018.

[11] D. Susanti and Suhendri, “Perancangan Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Tanaman Mangga Dengan Algoritma Depth First Search Berbasis Mobile,” Sintak, pp. 24–32, 2017.

[12] M. Prasetiyo, “Penggunaan Metode Depth First Search(DFS) dan Breadth First Search(BFS) pada Strategi Game Kamen Rider Decade Versi 0.3,” vol. 1, no. 2, pp. 161–167, 2018.

[13] T. H. Sihontang, E. Panggabean, and H. Zebua, “Sistem Pakar Mendiagnosa Penyakit Ensefalitis Menggunakan Metode Dempster Shafer,” J. Inform. Pelita Nusant., vol. 3, no. 1, pp. 33–40, 2018.

[14] E. D. Rikhiana and A. Fadlil, “Penyakit Dalam Pada Manusia Menggunakan Metode Dempster Shafer,” J. Sarj. Tek. Inform., vol. 1, no. 1, pp. 1–10, 2013.

[15] M. Arhami, “Konsep Dasar Sistem Pakar,” 2005, Andi, Yogyakarta.

Downloads

Published

2025-09-19